Bila seseorang ingin meraih keuntungan duniawi yang lebih banyak maka dia harus belajar ilmu tentang keduniyawian. jika tidak ,maka dia hanya akan mendapatkan keduniyawian yang kadarnya sesuai kemampuannya, seandainya seorang ingin meraup keuntungan akhirat,maka dia harus belajar ilmu tentang akhirat,karna untuk perkara dunia butuh ilmu untuk perkara Akhirat juga butuh ilmu, pekerjaan dunia tanpa ilmu hasilnya pas Pasan, ibadah tanpa ilmu bahkan justru akan tertolak.
Sesungguhnya dzikir adalah salah satu amal ibadah yang sangat diperintahkan bahkan dengan sebanyak banyaknya. Dan apa bila dzikir tersebut dilakukan dengan Ilmu maka keutama'annya jauh lebih tinggi dan lebih banyak,
Sebagai contoh sifulan berdzikir diluar dzikir yang ditetapkan jumlahnya, dengan melafatkan subhanalloh
maka dia akan mendapat 1 dan digandakan 10 kali lipat. Tetapi kalau dia melafatkan dzikir:
Subhanallahi wabi Hamdihi subhanallahhil 'adzim.
Maka timbangannya lebih berat dari langit dan bumi. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu SUBHANALLAHI WA BIHAMDIH, SUBHANALLAHIL ‘AZHIM (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).” (HR Bukhari, :6682 dan Muslim, :2694).
Kemudian jika sipulan mengetahui dia akan berdzikir dengan lafat yang keutama'annya lebih besar lagi.
Rosulullah Salallahu alaihiwas salam bersabda:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ “
Artinya:"Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridhoan-Nya, menurut arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya” “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan ‘arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.” Tiga kali (HR Muslim dari Juwairiyah).
Sungguh masih banyak lafat lafat dzikir yang jika kita amalkan sampai sampai malaikatpun tak sanggub menghitung pahalanya
Dikatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah diceritakan bahwa seseorang membaca kalimat:
يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ
Artinya:“Ya Rabbi, bagiMu segala puji sebagaimana seyogyanya; bagi kemuliaan wajahMu dan keagungan kekuasaanMu”
Dua malaikat yang hendak mencatat ganjarannya “kebingungan” tidak tahu bagaimana mencatat ganjaran ucapan tersebut. Maka mereka pun naik ke langit melaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu telah berdzikir dengan kalimat yang kami tidak mengetahui bagaimana harus menulisnya” kata dua malaikat tersebut.
Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, padahal Dia telah mengetahui apa yang terjadi. “Wahai malaikat, apa yang diucapkan hambaku itu?”
“Wahai Tuhanku, ia mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik’”
Lantas Allah Azza wa Jalla pun memberikan keputusan-Nya: “Tulislah sebagaimana yang diucapkan oleh hambaKu itu hingga kelak ia berjumpa dengan ku dan Aku sendiri yang akan memberikan ganjaran kepadanya.”
Bahkan masih ada lafat lafat dzikir yang keutama'annya lebih besar lagi.
selanjutnya adalah Istighfar.
Istighfar adalah salah satu bentuk permohonan ampun kita kepada Allah,yang mana mungkin kita semua sudah tau keutama'an keutama'annya,bahkan Rosulullah Salallahu alaihiwas salam sendiri beristigfar sehari 70 kali atau 100 kali,bagai mana kita yang setiap harinya berbuat dosa.
Namun Semakin banyak kita beristighfar tentu semakin ringan beban dosa yang kita pikul,
bagai mana jika seandainya istighfar kita tersebut dilakukan dengan ilmu yang telah diajarkan Rasulullah salallahu alaihiwas salam, dikatakan dalam sebuah hadits:
Rasulullah saw bersabda:
مَنِ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ حَسَنَةً
Siapa yang beristighfar (memintakan ampunan) untuk orang-orang beriman laki-laki dan perempu'an, maka Allah swt mencatat kebaikan untuknya sebanyak kaum Mukminin dan Mukminat (HR AThabrani dalam al Mu’jamal Kabir juz 19 (909).
Mari kita coba mengamalkan Istighfar yang diajarkan oleh Rasulullah salallahu alaihiwas salam yaitu dengan memohonkan ampunan juga bagi kaum mukminin, mukminat muslimin muslimat yang hidup dan yang sudah mati maka Allah akan mencatatkan ganjaran ya sebanyak orang beriman dari zaman Nabi Adam as hingga hari kiamat
Yang apa bila dihitung hitung mungkin miliaran manusia berarti miliaran pahala.
Selanjutnya adalah lafat istighfar yang lebih utama keutama'annya dan sedapat mungkin tidak kita tinggalkan
Di antaranya adalah:
Allah berfirman dalam Al Qur'an.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Artinya:"Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku, dan sekalian orang-orang Mukmin pada hari terjadinya hisab (Hari Kiamat) (QS Ibrahim: 41).
Mashaa Allah luar biasa apa apa yang telah dijanjikan Allah ganjarannya sama dengan hitungan
Seluruh orang beriman pada hari perhitungan nanti.
Sebagai kesimpulan adalah
1. Setiap amal ibadah yang dilakukan dengan ilmu maka jauh lebih baik dari pada yang dilakun tanpa ilmu.
2. Dzikir dan Istighfar dengan ilmu akan mendapi keutamaan luar biasa yang kita sendiri tak mampu menghitungnya,
Bahkan para malaikat pun taksanggub menghitung nya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk beramal dengan ilmu yang telah diajarkan Rasulullah salallahu alaihiwas salam
Aamiin.
Posting Komentar untuk "DAHSYADNYA BERDZIKIR DAN BERISTIGHFAR"