Mari kita sama sama menghitung masa lalu kita,sudah berapa tahun sejak akhil baligh sampai hari ini. Mungkinkah kalau ditotal saldo dosa dosa kita kepada Allah,kepada orang tua, kepada tetangga,kepada karib kerabat, kepada sahabat sahabat kita jauh lebih banyak dari pada kebaikan kebaikan kita,lebih banyak dari pada jumlah detik dalam usia kita, bahkan boleh jadi sudah menggunung dan sampai hari ini, kita belum juga bertobat kepada Allah, belum minta ma'af kepada mereka yang pernah kita sakiti,pernah kita dholimi, pernah kita caci maki, kita fitnah,kita gibahi,atau mungkin ada hak mereka yang pernah kita ambil dengan jalan batil dan belum kita kembalikan kepada pemiliknya,
Sudah sa'atnya di tahun ini,sa'atnya kita malu kepada Allah aja wajalla, sudah berpuluh puluh tahun kita bermaksiat kepada Allah, namun Allah tetap memberi Rizki,Allah tetap memberi nikmat yang banyak kepada kita,setiap hari kita bermaksiat kepada Allah,namun setiap hari juga Allah masih memberi kita nikmat, masih pantaskah kita menerima nikmat kemudian kita gunakan untuk maksiat....?
Padahal gajih sebulan dari kantor kita bayar dengan hampir separuh waktu,kita bayar dengan tenaga, keringat, perasa'an dan kepatuhan, tapi nikmat dari Allah sejak lahir sampai sekarang , kita bayar dengan kedurhaka'an,dengan kesombongan,bahkan sampai sampai ada yang diluar batas kemanusiaan.
Dalam sebuah kisah diceritakan, pada suatu malam, Manshur bin Ammar keluar dan menyangka saat itu sudah masuk waktu subuh, tapi ternyata masih malam. Ia kemudian duduk di depan sebuah pintu kecil dan mendengar pemuda menangis sambil berucap:
"Wahai Tuhanku, tidaklah kemaksiatan yang saya lakukan karena tujuan melanggar larangan-Mu. Tetapi, saya bermaksiat ketika bermaksiat tidak dalam keadaan melupakan larangan-Mu atau pun menyiapkan diri untuk mendapatkan siksaan-Mu, atau merendahkan-Mu. Namun, itu semua terjadi karena besarnya godaan nafsuku, dalam kejahatan mengalahkan diriku. Juga karena larangan-Mu membuat saya tergoda, akibatnya saya bermaksiat terhadap-Mu karena kejahilanku."
Pemuda itu melanjutkan, "Saya melanggar perintah-Mu dengan usahaku, sekarang siapa yang akan menyelamatkan saya dari azab-Mu? Dengan tali siapa saya harus menyambung hubunganku jika tali hubungan dengan-Mu telah terputus? Ah alangkah hinanya hari-hariku yang terdahulu saat saya bermaksiat kepada-Mu. Celakalah saya, sudah berapa kali saya taubat namun berapa kali pula saya kembali bermaksiat. Sudah saatnya saya malu terhadap Tuhanku."
Begitu mendengar perkataan pemuda itu, Mansur pun langsung membaca:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At Tahrim: 6)
Mansur mengaku mendengar suara dan keguncangan yang keras dari dalam. Ia kemudian melanjutkan urusannya.
Pagi harinya, Mansur kembali ke tempat tersebut dan mendapati satu jenazah berada di depan pintu. Bersama dengan itu, ada seorang ibu tua yang bolak-balik. Mansur lalu bertanya kepada wanita itu, "Siapakah mayit ini?"
Wanita itu menjawab, "Jangan tambah kesedihanku!" Mansur menjawab, "Saya adalah lelaki asing di sini."
Wanita itu berkata, "Ini adalah anakku, kemarin ada seorang lelaki yang lewat tempat ini, semoga Allah tidak membalasnya dengan kebaikan, yang membacakan satu ayat yang berisi tentang api neraka. Mendengar itu anakku mengalami keguncangan dan terus menangis, hingga akhirnya dia meninggal."
Mansur berkata, "Hai Ibnu Ammar, Demi Allah, seperti itulah sifat orang-orang yang takut kepada Allah."
Imam Ibnul Jauzi dalam 'Uyun Al-Hikayat Min Qashash As-Shalihin wa Nawadir Az-Zahidin
Semoga kita semua termasuk orang orang yang mau merubah nasib hingga menjadi kekasih kekasih Allah
Aamiin yaRobbal Aalamiin.
Posting Komentar untuk "TAHUN DI MASA LALU YANG DI PENUHI KEGELAPAN"