Perlu kita semua untuk mengetahuinya bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara Rasulullah saw dengan Allah SWT.
Dan begitu pula disitu terjadi dialog antara kita dengan Allah ketika membaca surat Alfatihah. munajat kita yang kita harapkan terkabulnya do'a dalam bacaan duduk diantara dua sujud, kalo kita semua mengetahui akan itu tentu kita tidak akan terburu-buru setiap melaksanakan sholat. Hari ini dibulan ini marilah kita coba untuk memulainya.
Dengan merenungkan makna dari tiap tiap bacaan shalat insyaa Allah hati kita merasa sedang berdialog atau bercakap cakap dengan Allah. Bahkan bisa membuat hati kita seperti berada di Syurga.
Sungguh Allah aza wajjala Telah memperjalankan hambanya yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam pada malam hari.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an:
سُبْØَٰÙ†َ ٱلَّØ°ِÙ‰ٓ Ø£َسْرَÙ‰ٰ بِعَبْدِÙ‡ِÛ¦ Ù„َÙŠْÙ„ًا Ù…ِّÙ†َ ٱلْÙ…َسْجِدِ ٱلْØَرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ ٱلْÙ…َسْجِدِ ٱلْØ£َÙ‚ْصَا ٱلَّØ°ِÙ‰ بَٰرَÙƒْÙ†َا ØَÙˆْÙ„َÙ‡ُÛ¥ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُÛ¥ Ù…ِÙ†ْ Ø¡َايَٰتِÙ†َآ ۚ Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُÛ¥ Ù‡ُÙˆَ ٱلسَّÙ…ِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya:"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ayat inilah sebagai bukti Rosulullah shallallahu 'alaihi wasalam dimi'rojkan dengan ruh dan jasad (abdi artinya hamba sementara hamba adalah makhluk sempurna yaitu ruh dan jasad).
Singkat cerita, pada malam itu Jibril As mengantarkan Rasulullah saw naik Sidratul Muntaha. Namun Jibril tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril As pun mengatakan kepada Rasulullah saw untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya.
Raulullah saw pun melanjutkan perjalanan sambil terkagum-kagum melihat indahnya Istana Allah SWT hingga tiba di Arsy.
Percakapan Rasulullah Dengan Allah SWT
Setelah sekian lama menjadi Rasul, inilah pertama kalinya Nabi Muhammad saw berhadapan dan berbincang secara langsung dengan sang Khaliq-nya.
Bayangkan, betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Masya Allah. Inilah percakapan antara Nabi Muhammad saw dengan Allah Subhanahu wata’ala.
Rasulullah saw pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah SWT:
"Attahiyatul Mubarakatush Shalawatu Thayyibaatulillah" Yang artinya Semua penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah.
Kemudian Allah SWT menjawab sapaannya,
"Assalamu 'alika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wa barakaatuh" Yang artinya Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunianya.
Mendapakan jawaban seperti ini, Rasulullah saw tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya. Inilah yang membuat kita sangat terharu. Beliau menjawab dengan ucapan:
"Assalamu 'alaina wa 'ala 'ibadillahish shalihiin" Yang artinya semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih.
Beliau saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain. Dan lihat betapa Rasulullah saw mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita begitu dapat salam Rahmat dan baroqah dari Allah beliau ingat kita Ummatnya yang pada lemah ini dan langsung berbagi ucapan tersebut bahkan masih dihadapan Allah SWT.
Melihat peristiwa tersebut, para malaikat yang menyaksikan dari Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum-kagum. Betapa Rahman dan Rahim Allah SWT, betapa mulianya Nabi Muhammad saw.
Kemudian para malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan:
"Asyhadu Alla ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuluh" Yang artinya Kami bersaksi bahwa tiada Illah selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah.
Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa tersebut menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi tahiyat awal dan akhir. Yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.
Berapa banyak diantara kita ummat Islam yg sholatnya masih terburu-buru.
Apa lagi ketika sholat Sunnah Tarawih, Sholat kita masih seperti dikejar kejar sesustu, Kita utamakan Kuantitas yg banyak tapi kita lupa bahwa Ibadah itu bukan mengejar target, tetapi utamakan Kualitas dan mutu.
Bisa kita bayangkan kalau setiap bacaan dipercepat:
Kita sama halnya kehilangan Dialog dengan Allah SWT seperti di dalam bacaan surat Alfatihah.
Kita kehilangan do'a yg 8 macam, setiap duduk diantara dua sujud.
Kita kehilangan nikmat sholat Apa lagi Ketika dialog antara Allah dan Rosul disetiap bacaan tahhiyat disitu kita kehilangan dialog yg agung dan Persaksian para malaikat.
Semoga dengan mengenang peristiwa besar ini, hati kita jadi berniat untuk menerapkan tuma'ninah didalam sholat, agar sholat kita bisa terasa nikmat.
Aamiin ya robbal 'alamiin
Posting Komentar untuk "PERISTIWA ISRO' MI'ROJ DI BULAN RAJAB ANTARA DIALOG SEORANG HAMBA & SANG KHALIQ"